Jumat, 15 Januari 2010

confession.

no matter how you try to be mature.
you will always be a kid when you get hurt and cry.

saya bukan aktor yang baik dalam beberapa hal.
saya bukan orang yang bisa dipaksa untuk berakting dengan skenario dan suasana yang telah diciptakan sedemikian rupa.
saya hanya manusia biasa yang pada akhirnya akan berakhir pada titik yang sama,
ketidaksempurnaan.

panggil saya pria tolol dengan egois tak terkontrol.
dan sampai saat ini,
saya lah orang yang selalu ingin tahu keadaanya,
orang yang selalu ingin tahu dimana dia berada,
orang yang berusaha sekuat tenaga untuk mencari kata-kata lucu agar bisa berbicara dengan dia,
orang yang bolak-balik mengecek blog nya, status YM nya, twitternya, sampai ke status BBM nya. Hanya untuk memastikan bahwa semua baik-baik saja, walaupun pada kenyataannya sering sekali tidak.
orang yang menyisakan beberapa menit sebelum tidur hanya untuk memikirkan dia dengan pertanyaan : dia lagi apa dimana ?
orang yang sering meng-update twitter dengan isi-isi yang menjurus pada dia,
orang yang ingin tahu apakah nazarnya masih tertancap kuat di niat nya,
orang yang memaksakan dirinya untuk berani bertemu dan kembali melihat mata indah dia,
orang yang berusaha keras memutar otak nya dan memaksakan diri untuk berfikir positif bahwa pria muda itu adalah sahabat dekatnya,
orang yang sedikit terluka ketika dia berkata, cukup !
orang yang ingin terus melindungi dia, mendengarkan keluhannya tentang tugas-tugas kuliah nya, menyaksian dia dengan sejuta tingkah konyolnya, memeluknya ketika dia merasa begitu lemah dan tak terkendali, dia dengan senyumnya, dia dengan tangisnya.
ingin menjadi orang yang tetap berkata,"ngerokokkk terussss yankk !!" ketika dia dengan polosnya ngebakar rokok di depan saya.

saya tidak tahu apakah dia merasakan sama atau tidak.
dan jika pada akhirnya saya tahu ternyata saya hanya merasakannya sendiri, saya ikhlas !
bukankah itu konsekuensi jika kita menyayangi seseorang bukan ?

saya adalah orang yang 1 bulan kemarin berdiri di 2 simpang, dan di dera untuk memilih.
ini pilihan saya.
dan jalan ini terasa 1 arah, saya tak bisa kembali.
menuruti tiap rambu-rambu. meski kadang terhenti di lampu merah, dan kembali melihat spion ke belakang.

ini lah saya,
orang yang terus berusaha keras menghilangkan dia.
sampai saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar