Senin, 16 November 2009

merancu.

dan pada akhirnya kita harus mengakui,
bahwa dia menyusun tembok ini tanpa cela.
memisahkan segalanya, dengan sangat sempurna.

tak bersisa ia tinggalkan kesempatan ini.
melahap habis hingga ke akar-akarnya.
biarkan dia yang melapar mengunyah setiap celah belah nya.
dan kita memang harus terdiam,
berimaji.

kita saling mencinta. menyayangi. kau dan aku.
terlihat jelas.
dari mata, dan rasa yang tak mungkin di tipu.
kau bilang bahwa semua pasti ada akhirnya,
dan bahkan pada faktanya, kita belum memulai.
ku yakinkan disini tuk terus menunggu mu, wahai malaikat bersayap.
tuk terbangkan aku ke atas langit sana.
dan kembali,
dia yang menjatuhkan segala asa.
meruntuhkan segala cita.

tapi kita,
tetap terdiam dan berusaha tuk menyimpan semua.
sendiri, sendiri.

tak ku dustakan bahwa hati ini melelah.
terlonta-lonta memanjat tembok itu.
dan di saat yang sama, kau meyakinkan tangan ini.
menariknya, dan melewati susunan tak bercelah itu.

----------------------------------------------------------------------
17 November 2009 Pkl. 1.09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar